 |
|
Kadang senja tak lebih dari guratan orange berbaur dalam kenangan
Sedang fajar adalah wujud dari doa tentang impian pada hari esok yang menjadi nyata
Seorang mantan jurnalis Majalah Sekolah, Koran Pelajar Radar Tulung Agung dan penyiar radio 106mhz Rizz Fm yang mencoba tetap bersuara lewat tulisan.
Berawal dari gagasan keluar zona aman di tahun 2016 dengan mendaki Kawah Ijen pukul 02.30 am, menembus udara dingin dan bau belerang yang menusuk hidung hingga membakar paru-paru : demi apa sih naik gunung tengah malam dan jauh dari rumah?
Sampai saat ini gue masih mencari jawabannya. Puluhan bahkan ratusan kilo dari rumah sudah gue jalani. Yang awalnya bersama ‘travelmate’ setia si Cece hingga akhirnya berani melangkah sendiri. Kalau diawal perjalanan lebih fokus untuk hunting foto di tempat hits, sekarang lebih berorientasi pada menggali cerita. Terlebih semenjak belajar jalan sendiri jadi lebih suka sisi humanisme dan budaya suatu daerah. Tempat yang instagramable itu suatu hal yang biasa. Tapi ketika jalan-jalan dan menemukan sebuah penggalan cerita, disitulah gue menemukan ‘arti’ dari perjalanan.
Sampai akhirnya gue bercita-cita bahwa setiap langkah di perjalanan dapat meninggalkan satu kebaikan kecil. Saat ini sedang mengerjakan project sebuah buku tentang ligkungan berjudul ‘Sampah Bukan Warisan untuk Anak Cucu Kita’.Lalu pada satu titik gue sadar bahwa sejauh apapun kakiku melangkah, selama apapun pergi berpetualang tujuan akhirku adalah “RUMAH”.
Rumah = Pulang
Sampai akhirnya gue bercita-cita bahwa setiap langkah di perjalanan dapat meninggalkan satu kebaikan kecil. Saat ini sedang mengerjakan project sebuah buku tentang ligkungan berjudul ‘Sampah Bukan Warisan untuk Anak Cucu Kita’.Lalu pada satu titik gue sadar bahwa sejauh apapun kakiku melangkah, selama apapun pergi berpetualang tujuan akhirku adalah “RUMAH”.
Rumah = Pulang
– PS –
Peluk dari jauh
