Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Dear, Calon Mama Mertua

2 min read

dear calon mama mertua

Lilpjourney.com | Lilstory – Selamat pagi. Selamat hari Senin. Semoga hari ini banyak kebahagiaan dan berkah menyertai kita. Setelah bergulat dengan selimut, gue putuskan untuk menengok kamar depan yang tadi malam sempat tempias karena hujan lebat dan angin. Dan gue memutuskan untuk memposting artikel “Dear, Calon Mama Mertua”.

Pengalihan Jalan di Gunung Raja

Hari Minggu (10/01) gue dan si mas pulang ke rumah orangtua gue di luar kota. Betapa kagetnya kami ketika melewati Kecamatan Bati-bati ada pengalihan jalan.

“Banjir mas di Gunung Raja, Bati-bati setinggi ini (sambil menunjuk dada),” tutur salah seorang polisi yang bertugas.

Kami pun mengikuti arahan petugas. Karena ini pertama kalinya ke Pelaihari lewat Banyu Irang, kami memutuskan untuk membuka Maps. Ternyata rute ke Pelaihari menjadi sangat jauh.

Pokoknya aku udah dengar langsung ya. Restu dari mama kamu,” tutur si mas diperjalanan pulang. 

Banjir Kalimantan Selatan

Tidak ada firasat bahwa banjir di Bati-bati akan merembet ke daerah lain. Apalagi sampai menjadi bencana provinsi yang berdampak pada 342.987 orang, 21 orang meninggal dunia, rusaknya infrastruktur sekitar 66.768 rumah terendam, jalan raya terendam air sepanjang 18.294 meter, dan ada 21 jembatan yang mengalami kerusakan. (Sumber : Kompas).

Tagar #PrayForKalsel pun ramai di Twitter. Bencana yang awalnya menjadi cerita lokalpun, akhirnya disiarkan di televisi nasional. Ada banyak pertanyaan dibenak kami warga di sini : kenapa kok di TV nggak ada berita banjir Kalimantan Selatan?

Enam tahun beli rumah, 5 tahun tinggal di Banjarmasin Selatan, baru kali ini komplek gue kebanjiran. Pernah dulu saat curah hujan tinggi, air cuma menggenangi jalan blok komplek rumah. Nggak pernah naik kehalaman rumah. Cerita selangkapnya bisa kalian baca di sini ya.

Harusnya 17 Januari 2021…

Harusnya 17 Januari 2021, satu langkah menuju hari bahagia kami terlaksana. Sayangnya Allah punya rencana lain. Kami harus bersabar menunggu hari lain.

Banjir yang melanda Kalimantan Selatan ini ternyata tidak lekas surut. Bahkan sampai tulisan ini gue tulis, di Jl. A. Yani Km. 3 – Km. 6 masih ada genangan air setinggi betis orang dewasa. Komplek gue dan komplek di sekitar juga masih digenangi air di atas mata kaki.

Jadi rencana lamaran kami pun tertunda. Baiklah.

Bisa Saja Ia Jodohmu

Jujur gue nggak terlalu dekat dengan ibu. Kami dulu sering berantem. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk tinggal berpisah demi kebaikan kami. Hehehe. Sekarang alhamdulillah, hubungan kami lebih baik. “Jauh” membuat kami sering bertukar rindu. Jika bertemu kami hanya akan bertukar rindu, tidak ada perdebatan. Alhamdulillah.

Lalu ternyata gue malah bertemu si mas. Sosok laki-laki yang awalnya selalu gue tolak. 6 bulan dia gigih PDKT, membuat gue sadar : ternyata dia nggak nyerah ya. Hahaha. Bahkan banyak diantara teman-teman dia yang emosi : mana sih ceweknya, bisa-bisanya gantungin teman gue!

Salah satu alasan kenapa perlu waktu yang lama untuk menerima dia jadi bagian cerita gue adalah kami tetanggaan. Yak! Sejauh apapun kamu jalan-jalan, belum tentu kamu dapat jodoh yang jauh.

Dear Calon Mama Mertua

Terimakasih untuk calon mama mertua. Saat kami berantem, nggak pernah membela siapapun. Selalu menjadi penengah yang adil.

Sosoknya memang tidak jauh berbeda dari ibu. Sama-sama keras kepala. Akan tetapi, diskusi dengan beliau membuat gue sadar bahwa beliau adalah calon mama mertua yang tentu diinginkan semua calon istri.

Egonya tak pernah lebih tinggi dari ego gue yang masih muda. Nada marahnya tak pernah terdengar. Beliau juga perhatian. Saat bulan puasa tahun kemarin, gue sering buka puasa di rumah beliau. Ingat kan kami tetanggaan? Hahaha. Beliau tanya : Putri bisa makan ikan? Alhasil walaupun beliau masak ikan, gue selalu dimasakin telur atau ayam. Hehehe.

Tidak hanya itu, beliau juga memperhatikan cara makan gue. Jadi saat ada acara keluarga di rumah beliau, seorang ponakan beliau menegur gue :

“Putri kenapa nggak mau cobain rawon masakanku?”, tanya si calon kakak sepupu.

Belum sempat gue menjawab, si calon mama mertua udah jawab duluan : dia itu kalau makan yang kuah, kuahnya makan terakhir. Gue pun cuma nyengir. Jadi gue punya kebiasaan makan kering dulu (nasi sama lauk seperti ayam goreng) baru, pas sisa 3 suap terakhir baru gue tambahin deh kuah.

Terimakasih Calon Mama Mertua

Dear calon mama mertua, terimakasih karena telah melahirkan laki-laki kuat seperti dia, yang punya hati luas. Terimakasih selalu menjadi penengah di atas ego kami yang sering bergejolak.

Terakhir, terimakasih sudah membukakan pintu rumahmu untuk Putri.

PS
Peluk dari jauh

Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

3 Replies to “Dear, Calon Mama Mertua”

  1. okey, aneh juga ya cara makannya mbak Putri, haha

    btw, hmm aku gak ada calon mama mertua. kalau calon ayah mertua Inshaa Allah ada, namun Ibu dari si mamasku udah nggak ada sejak dia SMA
    Beruntunglah mbak, ada sosok Ibu baru di calon keluarga baru

  2. Kok jadi pengen dipeluk ya hahahs.. ternyata PekNggo.. (dipek tonggo) dewe hihi.. semoga dilancarkan perjalanan pernikahannya mbak Put.. Barokallah ya..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *