Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Cerita Menjadi Blogger dan Perannya di Era Literasi Digital

4 min read

cerita bloggerLilpjourney.com | Blogger Story – Aku baru serius ngeblog sekitar dua tahun. Hingga saat ini, sejujurnya aku masih up and down dalam menulis blog. Membangun sebuah blog harus punya konsistensi tinggi. Karena sejatinya seorang blogger tidak hanya menulis. Jadi inilah cerita blogger dan peran blogger dalam literasi digital saat masa pendemi.

Kenalan dengan Blogger : Dulu dan Sekarang

Saat duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), aku mengikuti ekstrakurikuler karya ilmiah remaja dan juga menjadi pengurus majalah sekolah. Aku juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dasar untuk siswa SMP. Sejak itu, ketertarikanku pada bidang menulis semakin besar.

Sayangnya, saat itu aku belum sadar bahwa seharusnya aku tidak hanya menulis untuk majalah sekolah saja. Tapi juga untuk blog yang aku jadikan lapak jualan pulsa. Saat SMP (tahun 2009) aku memang berjualan pulsa. Keuntungannya memang kecil, tapi bisa aku gunakan untuk tambahan uang jajan.

Sempat melupakan tentang blog, pada tahun 2012 atau saat awal masuk kuliah aku membuat blog baru. Saat itu aku sedang jatuh cinta dengan semua yang berbau Jepang dari musik sampai kesenian. Bahkan nama blog lamaku juga menggunakan Bahasa Jepang. Tidak hanya membahas tentang Jepang, blog lamaku juga punya banyak tulisan tentang tugas kuliah seperti tutorial coding dan juga penggunaan beberapa software multimedia.

Lahirnya Lilpjourney

Pada tahun 2017, aku memutuskan membuat blog baru. Blog baru inilah yang saat ini sedang kalian baca. Lilpjourney.com. Awalnya blog ini ingin aku isi dengan cerita-cerita perjalanan hidupku dan juga pengalaman traveling menyusuri berbagai tempat indah di Indonesia.

Tapi sering kali aku hilang arah saat ngeblog. Aku lupa bahwa menulis blog tidak bisa sembarangan. Karena sebuah blog dapat diakses oleh siapapun. Kemudian aku bertemu dengan kutipan Pramoedya Ananta Toer :

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulisia akan hilang dari sejarahMenulis adalah bekerja untuk keabadian. 

Aku mungkin bukan siapa-siapa. Bukan seorang publik figur yang dikenal oleh banyak orang. Tapi aku ingin apa yang aku tulis dapat memberikan manfaat untuk banyak orang. Setidaknya aku ingin menciptakan sejarahku sendiri lewat blog ini. Lewat lilpjourneycom : perjalanan seorang Putri kecil. Aku kecil? Hahaha. Tidak. Aku punya postur tubuh yang tidak “little”. Tapi “little ” di dalam nama blog ini bukan kecil dalam arti ukuran.

Kalian tau, ada berapa banyak perempuan bernama “Putri”? Sangat banyak bukan. Nah aku hanya satu diantara sekian banyak orang yang punya nama “Putri”. Dan perjalanan yang aku lakukan hanyalah perjalanan kecil tapi punya cerita yang banyak.

Mengapa Memilih Menjadi Blogger?

Ada banyak orang di circleku yang bertanya. Mengapa memilih menjadi blogger bukan vlogger? Sebenarnya jawabannya sederhana. Dibandingkan tampil di depan layar, aku lebih suka tampil di belakang layar. Menjadi penulis menurutku lebih mudah. Aku bisa menyunting tulisanku saat ada typo. Tapi saat menjadi vlogger, aku benar-benar harus berhati-hati saat mengucapkan satu kata saja.

Lalu aku memang suka menulis. Menurutku menulis adalah tempat curhat satu arah yang bisa didengar banyak orang lewat membaca. Kemudian aku juga ingin semua yang aku tulis dapat memberikan satu kebaikan kecil untuk semua pembaca aku seperti informasi atau mungkin hiburan.

Aku rasa pilihanku menjadi blogger tidaklah salah. Pada tahun 2019 aku putuskan untuk membeli domain untuk blog lilpjourney. Setelah membeli domain, aku mulai mengikuti beberapa komunitas blogger. Tidak sampai di situ, aku juga mulai mengikuti pelatihan blogger.

Ternyata menjadi blogger tak sekadar hanya menulis. Tapi juga harus tau tentang search engine optimization (SEO). Mengapa harus paham SEO?

Singkatnya begini. Kalian punya sebuah catatan yang menarik dan ada banyak pembaca yang ingin membaca catatan kita. Bagaimana caranya catatan kalian dan calon pembaca kalian bertemu? Tentu diperlukan sebuah sistem. Nah sistem inilah yang dimaksud dengan SEO.

Sayang bangetkan kalau kalian punya tulisan yang bagus tapi tidak ada yang baca. Jadi agar tulisan kalian bisa dinikmati pembaca dan memberikan manfaat, harus paham dengan SEO.

Aku beruntung banget. Di awal memutuskan untuk fokus ngeblog, ada pelatihan blogger GRATIS. Aku belajar banyak tentang SEO dan juga teknik menulis.

Ternyata menulis blog selain berguna untuk memberikan informasi, juga dapat menjadi media branding untuk si penulis. Setelah konsisten menulis blog, networking ku semakin luas. Tidak hanya itu, aku pun sering diajak kerjasama oleh berbagai brand. Cerita blogger yang terbaru adalah mengantarkan aku menjadi mentor untuk pelatihan digital literasi.

Cerita Blogger dan Dunia Literasi Digital

Saat ini industri teknologi terus mengalami perkembangan. Jika dulu kita mendapatkan informasi lewat koran, saat ini kita bisa mendapatkan berbagai informasi lewat smartphone yang kita gunakan.

Sayangnya, tidak semua orang bisa menyaring informasi yang mereka dapatkan di internet. Itulah mengapa seorang blogger punya peran yang besar dalam literasi digital. Saat menulis sebuah informasi di blog, ada tanggungjawab besar. Di mana informasi yang disampaikan harus terpercaya dan akurat.

Menjadi blogger tak hanya membuat aku rajin menulis, tapi juga rajin membaca. Seorang penulis yang baik, terlahir dari seorang pembaca ulung.

Pada tahun 2020, pandemi Covid-19 menghantam hampir semua negara di dunia. Mudahnya masyarakat mengakses berita ternyata tidak hanya berdampak positif. Tapi juga ada dampak negatif. Salah satunya yaitu masyarakat mudah termakan berita hoax.

Jika dulu hoax hanya diproduksi menjelang pemilihan kepala negara, semenjak pandemi hoax hampir diproduksi setiap hari. Berdasarkan data Menteri Komunikasi dan Informatika, saat ini ada 900 ribu situs penyebar hoax. Penyebaran hoax yang paling mudah adalah melalui media sosial. Sayangnya dibandingkan mendapatkan informasi lewat website resmi portal berita, masyarakat lebih suka mengakses berita lewat media sosial.

Tidak hanya di Indonesia, bahkan di Amerika pun media sosial juga menjadi wadah penyebaran informasi yang salah tentang Covid-19. Berdasarkan data Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) jumlah hoax kesehatan meningkat tajam sejak pandemi. Jika pada tahun 2019 hanya 7% atau 86 hoaks dalam setahun menjadi 56% atau 519 hoaks dalam setengah tahun pada 2020). Jumlah hoaks terkait Cov-19 yang diklarifikasi oleh MAFINDO berjumlah 492 hoaks (94,8%) dari total hoaks kesehatan selama enam bulan pertama tahun 2020. Sedangkan Kementerian Kominfo mencatat 1.471 hoaks terkait Covid-19 tersebar di berbagai media hingga 11 Maret 2021.

Di sinilah blogger harus berperan aktif dalam membantu pemerintah memberantas hoax, terutama hoax tentang kesehatan yang sering kali membuat masyarakat cemas.

Serunya Menjadi Blogger

Mari kita lanjutkan tentang cerita blogger. Menjadi blogger itu ternyata sangat menyenangkan. Apalagi ketika cerita yang aku tulis mendapatkan komentar positif dari pembaca.

Contohnya ketika aku menulis tentang perjalanan ke Kampung Ollon Toraja. Ada banyak orang yang memberikan komentar bahwa ulasanku sangat bermanfaat untuk mereka yaitu mengetahui bagaimana perjalanan ke Kampung Ollon Toraja.

Sebagai seorang pecinta kopi, blogku juga banyak mengulas tentang kopi. Walaupun belakangan ini aku lebih banyak mengulas tentang kesehatan.

Bagiku kopi adalah pengantar perjalananku. Aku bisa mendapatkan banyak cerita baru tentang keindahan negeri ini juga berkat kopi. Aku bisa jalan-jalan gratis juga berkat kopi. Bahkan aku bertemu dengan suamiku juga karena kopi.

Sayangnya, tidak setiap hari aku “semangat menulis”. Bagiku menulis tidak boleh sembarangan. Aku harus dalam kondisi happy dan punya waktu yang banyak. Karena semua informasi yang aku sajikan di blog harus menarik dan bermanfaat.

Lalu Dari Mana Sumber Penghasilan Blogger?

platform intellinfluencePenghasilan blogger berasal dari banyak sumber, seperti iklan ataupun kerjasama. Sudah tau Intellinfluence? Aku sering loh mencari dan menemukan tawaran menulis dari platform ini. Intellifluence adalah platform pemasaran influencer all-in-one yang memungkinkan brand dan influencer untuk bertemu, berkolaborasi, dan bekerjasama. 

Cara bergabung dengan Intellinfluence pun cukup gampang :

  1. Mendaftar di website https://intellifluence.com
  2. Lengkapi data diri kalian seperti biodata 500 karakter, minat, alamat, dan link social account.
  3. Lengkapi juga email Paypal untuk pembayaran saat kalian mendapatkan job dari Intellifluence.

Jangan lupa juga untuk mengunduk aplikasi Intellinfluence di smartphone kalian baik Android ataupun iOS. Aku suka mengakses Intellinfluence lewat HP. Tampilan aplikasinya simple, tidak berat, dan juga mudah untuk digunakan.

Penutup Cerita Blogger

Wah tidak terasa kita berada diujung cerita blogger kali ini. Sejujurnya menjadi blogger adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Selain aku bisa bekerja kapan pun dan di mana pun, aku juga bisa mempunyai banyak teman di selurus penjuru dunia.

Tidak hanya itu, menjadi blogger juga bisa mendatangkan penghasil. Satu hal yang aku sesali hingga saat ini. Kenapa baru dua tahun ini aku konsisten ngeblog? Jika sejak dulu aku konsisten, tentu blogku sudah banyak cerita seru. Tapi bukankah lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali?

Well jangan lelah untuk memberikan informasi yang bermanfaat. Saring sebelum sharing.

PS
Peluk dari jauh

Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

2 Replies to “Cerita Menjadi Blogger dan Perannya di Era Literasi Digital”

  1. Menurut ku, ngomong di depan kamera itu butuh keberanian, aku baru belajar… Sementara menulis malah membuat aku berani

    1. waah samaan kak kita
      aku pun masih belajar buat ngomong di depan kamera.
      kalau nulis salah bisa dihapus terus diganti. lah kalau ngomong kan harus diulang hihihi
      semangat yaa kak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *