Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Sudahkah Kita Kenal dengan Rupiah?

4 min read

bangga paham dan cinta rupiahLilpjourney.com | Lilstory – Pernahkah kita benar-benar mengamati uang rupiah yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari? Sering kali yang kita amati hanyalah deretan angka nol atau warna dari rupiah. Padahal di dalam selembar uang rupiah, ada desain yang bisa membuat kamu bangga, cinta dan paham rupiah. 

Satu Lembar Uang Rupiah

Coba ambil satu lembar uang rupiah yang ada di dompet kalian. Bagaimanakah kondisinya? Apakah sangat mulus seperti baru keluar dari mesin pencetak, atau mulai kumal? Tak jarang kita juga mendapat uang dengan kondisi ada coretan atau bahkan robek sampai perlu ditambal oleh plester bening.

Jika kita ingat-ingat, pasti kita sering mendapatkan uang 2000 rupiah dengan kondisi lusuh. Sedangkan uang 10000 sering kali kita dapatkan dengan kondisi baik-baik saja. 

Seharusnya bukan seperti itu kita menghargai rupiah. Bukan sekadar melihat dari banyaknya angka nol. Karena di dalam satu lembar uang rupiah ada cerita tentang kekayaan negeri ini.

Pasar Hutan Bambu To’kumila Toraja 

pasar hutan bambu torajaPada bulan Juni 2019, aku berkesempatan pergi ke Toraja. Saat itu ada undangan menghadiri peresmian Pasar Hutan Bambu Toraja. 

Hari Kamis sore (20/6/19) setelah selesai tugas kantor, aku langsung pergi ke Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor. Satu kursi penumpang pesawat Lion Air dengan tujuan Makassar sudah aku booking

Bismillah, Toraja aku datang lagi.

Salah satu kota yang berhasil membuat aku jatuh cinta dan rela bolak-balik adalah Toraja. Keramahan masyarakatnya yang berbalut adat nenek moyang adalah pesona tersendiri. Berbagai upacara adat seperti rambu solo’, rambu tuka’, dan bahkan ma’ nene’ sudah pernah aku saksikan secara langsung. 

Sampai di Makassar waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WITA. Aku pun segera bergegas menuju Rumah Makan Putri Minang. Sebuah sleeping bus bus antarkota sudah menunggu. Perjalanan dari Makassar ke Toraja memakan waktu kurang lebih 8 jam. 

Sekitar pukul 6.30 pagi aku sudah sampai di Kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara. Menggunakan sitor, sebutan becak motor di Toraja, aku menuju ke rumah Mama Debora. Beliau adalah adik Mama Sarjani, penggagas Pasar Hutan Bambu To’kumila Toraja dan sekaligus yang mengundangku. 

Setelah mandi dan minum segelas kopi, aku dan keluarga Mama Debora segera pergi ke Desa To’kumila. 

Uang Seng dari Bambu

uang seng torajaWaktu menunjukan pukul 8.00 pagi saat kami tiba di Pasar Hutan Bambu To’kumila Toraja. Kabut pagi masih menyelimuti Desa To’kumila. Andai saja saat itu aku tak lupa membawa kamera DSLR, pasti ada banyak jepretan indah suasana hutan bambu yang dibalut dengan kabut. 

Saat kalian ke Pasar Hutan Bambu To’kumila  Toraja ini, kalian akan disuguhi banyak pilihan makanan tradisional, souvenir, dan juga pertunjukan seni. Eeiiiiss tunggu dulu. Sebelum belanja makanan atau souvenir, terlebih dahulu kalian harus menukar uang rupiah dengan seng. 

Uang seng adalah alat tukar di Pasar Hutan Bambu Toraja yang terbuat dari bambu dan mempunyai pecahan 5, 10, 20, dan 50. Uang seng pecahan 5 senilai 5000 rupiah. 

Salah satu tujuan dibuat alat tukar uang seng ini ialah untuk menarik minat pengunjung agar datang ke Pasar Hutan Bambu To’kumila Toraja. Karena uang seng ini hanya bisa di belanjakan di sini, jadi pastikan menukarkan uangnya seperlunya saja. 

Memaknai Bangga Rupiah

pulau banda neira di uang 1000Kenapa kita harus bangga Rupiah? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana. Karena Rupiah adalah milik kita.

Bangga rupiah merupakan perwujudan dari identitas dan simbol kedaulatan bangsa. Tak hanya itu, Rupiah juga berperan sebagai pemersatu bangsa dan merupakan alat pembayaran yang sah.

Setiap uang Rupiah selalu mempunyai desain yang kaya akan makna. Kedua sisinya selalu menyelipkan kisah perjuangan negeri ini lengkap dengan keragaman budaya dan kekayaan alamnya. 

Dulu aku suka traveling hanya untuk sekadar melepas penat dan feed Instagram. Suatu ketika aku kenal dengan seorang laki-laki dari Dinas Pariwisata Toraja. Pertemuan tak sengaja kami berawal dari kopi. Saat kami berbincang tentang Toraja, matanya berbinar dan ia pun bercerita penuh antusias tentang sejarah dan budaya Toraja. 

Sejak saat itulah aku mulai menelusuri cerita sejarah negeri ini. Hingga sampailah pada cerita Banda Neira. Tentu bukan band indie yang aku maksud. Di sana ada jejak sejarah yang berhasil mengharumkan nama Indonesia hingga ke seluruh dunia kala itu. 500 tahun lalu Banda Neira merupakan pulau penghasil pala satu-satunya di dunia. Saat itu harga pala bahkan lebih mahal dari pada emas. 

Lalu betapa kagetnya aku ketika melihat pertama kali desain uang kertas pecahan 1000 rupiah edisi terbaru. Salah satu sisinya berlatar Pulau Banda Neira! Aku pun langsung memburu uang itu. 

Hingga saat ini, uang pecahan 1000 yang pertama kali aku dapat tersimpan rapi di dompet. Pengingat sekaligus motivasiku untuk pergi ke Banda Neira. 

Cinta Rupiah, Dulu, Kini, dan Nanti

Saat kita kecil, mungkin kita tidak terlalu mengerti tentang uang. Yang kita tau uang bisa digunakan untuk membeli jajan dan mainan yang kita inginkan.

Seharusnya selain mengedukasi tentang kegunaan uang juga harus ada edukasi tentang cinta rupiah. Lantas sebenarnya apa itu cinta rupiah? Cinta rupiah merupakan wujud dari kemampuan masyarakat mengenali karakteristik dan desain rupiah sehingga terhindar dari kejahatan uang palsu. Tidak hanya itu, cinta rupiah juga berarti memperlakukan rupiah secara tepat. 

Tepat pada HUT Republik Indonesia ke 75 tahun, 17 Agustus 2020, pemerintah menerbitkan pecahan uang 75000 rupiah. Desain uang ini sangat menarik dengan warna yang colorful dan lengkap. Foto Bung Karno dan Bung Hatta dengan senyum manis kemerdekaan menghiasi salah satu sisi uang ini. Di sisi yang satunya lagi ada foto anak-anak menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. 

Lewat uang edisi kemerdekaan ini, pemerintah menyelipkan pesan:

  1. Sebagai warga negara Indonesia kita harus selalu mensyukuri kemerdekaan negeri ini
  2. Senantiasa memperteguh kebhinekaan
  3. Gigih menyongsong masa depan gemilang

Perlu kita ketahui, uang 75.000 rupiah ini bukan sekadar untuk pajangan. Tapi bisa digunakan untuk belanja. 

“Uang pecahan 75000 rupiah ini bisa digunakan untuk alat pembayaran resmi. Jadi, jangan khawatir berbelanja menggunakan uang pecahan baru ini,” tutur Ibu Suti Masniari selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jambi .

Paham Rupiah

Cintai produk Indonesia

Kalian tentu tidak asing dengan selogan di atas. Ternyata selogan di atas mengajarkan kita paham rupiah. Paham rupiah di sini berarti paham tentang peran rupiah di dalam ekonomi. 

Apakah kalian termasuk orang-orang yang suka berbelanja barang impor? Kebiasaan ini ternyata berpengaruh pada kestabilan nilai tukar uang rupiah terhadap uang asing. 

Di saat pandemi seperti saat ini, kalian bisa loh melakukan peran ganda. Yaitu dengan berbelanja di UMKM. Saat kalian belanja produk UMKM, selain mendukung produk anak bangsa kita juga turut serta menjaga kestabilan nilai tukar rupiah loh. 

Bijak belanja bukan hanya perihal membeli apa kebutuhan primer dan tersier. Tapi juga bijak memilih tempat belanja sehingga mampu mendukung produk dalam negeri. 

Bangga, Cinta, dan Paham Rupiah

Sejenak saja aku ingin berbincang pada “rupiah”. Dulu di mataku ia hanya bernilai berdasarkan nol di dalamnya. Hanya sekadar perannya untuk memenuhi membeli apa yang aku inginkan. 

Padahal rupiah menyimpan makna yang dalam untuk negeri ini. Sudah seharusnya kita bangga, cinta dan paham peran rupiah untuk kita, untuk negeri ini. 

Bentuk bangga, cinta dan paham rupiah ini dapat kita tuangkan dalam cara kita memperlakukan rupiah : 

  1. Tidak melipat rupiah
  2. Tidak mencoret-coret rupiah
  3. Tidak menstaples rupiah
  4. Tidak merobek rupiah
  5. Tidak memalsukan rupiah

Lantas bagaimana jika kita mendapatkan rupiah dengan kondisi yang tidak laik seperti robek dan penuh coretan? Solusinya adalah dengan menukarkan uang rupiah yang rusak ke bank terdekat. Pihak bank akan mengganti dengan uang baru yang layak. 

Penutup

Pada cerita bangga, cinta, dan paham rupiah ini aku ingin menutupnya dengan hasil diskusi bersama bapak sekretaris kantor. Beliau berkata :

Bagaimana rupiah akan mencintaimu kalau kamu tak mencintainya? Pernah saya bertemu dengan seorang teman SMA yang saat ini menjadi pengusaha. Saat saya bertanya perihal kesuksesannya, beliau mengambil dompetnya. Ia menunjukkan deretan uang mulai pecahan 1000 rupiah hingga 100000 ruoiah yang tersusun rapi di dompe. Seketika saya paham jika kesuksesan juga menghampiri orang yang memperlakukan uang dengan baik. Cinta rupiah itu harus diawali dengan memperlakukan rupiah dengan baik dan bijak. 

PS
Peluk dari jauh

Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *